KEDIRI - Dalam rangka memperingati HUT TNI ke-77 tahun 2022, Kodim 0809/Kediri bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof DR Moestopo dan DP3AP2KB Kota/Kabupaten Kediri menggelar seminar dan Pengukuhan Bapak Asuh Anak Stunting dan seminar tentang stunting dan kesehatan gizi.
Kegiatan pengukuhan dan seminar bertempat di Gedung Setyo Santoso Jalan Ahmad Yani, Kota Kediri, Kamis (6/9/2022) pukul 10.00 WIB. Selanjutnya dihari yang sama kegiatan bhakti sosial donor darah yang dipusatkan Kediri Town Square.
Hadir dalam kegiatan ini, Wakil Bupati Kediri Hj Dewi Mariya Ulfa, S.T, Rektor Universitas Prof DR Moestopo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, seluruh peserta seminar ibu-ibu Persit, Bhayangkari dan ibu-ibu Dharma Wanita.
Seminar kali ini menghadirkan Nara sumber Yakni, Dekan FKG Prof Burhanudin Daeng Pasiga dan Dr Susi dari Universitas Prof DR Moestopo dan Dr Eko Wahyudi spesialis anak dari IIK.
Dandim 0809/Kediri resmi melakukan Pengukuhan Bapak Asuh Anak Stunting perwakilan Danramil 0809/05 Grogol Kapten Chb Aif Waluyo dan Danramil 0809/03 Mojoroto Lettu Bibit beserta 19 Danramil di wilayah Kabupaten dan 2 Danramil di wilayah Kota Kediri.
Secara simbolis melakukan penyematan slempang dan penyerahan piagam dari Prof.Dr.H.Paiman Raharjo, M.M., M.Si.selaku Rektor Universitas Prof DR Moestopo kepada Danramil Mojoroto dan Wakil Bupati Hj Dewi Mariya Ulfa kepada Danramil Grogol.
Dandim 0809/Kediri Letkol Inf Rully Eko Suryawan, S.Sos mengatakan, hari ini kita melaksanakan pengukuhan bapak asuh anak stunting kepada Danramil hal ini menindaklanjuti TNI AD ikut membantu Pemerintah tentang program percepatan penurunan stunting di wilayah Kota dan Kabupaten Kediri.
"Alhamdulillah, kemarin di jajaran Kodim di wilayaj Kodam V Brawijaya Surabaya yang dikukuhkan sebagai bapak asuh anak stunting, " ucapnya.
Baca juga:
14 Prajurit Resmi Jadi Warga Kodim Klungkung
|
Lanjut Dandim 0809 Kediri bahwa dengan dikukuhkan Danramil sebagai Bapak Asuh anak stunting diharapkan program ini tidak berhenti di atas, akan tetapi berlanjut terus kebawah.
Kegiatan pendampingan penanganan anak stunting ini kita juga berkolaborasi dengan BKKBN, dengan adanya pendampingan para Danramil dan Babinsa di tingkat desa bisa lebih maksimal.
"Dengan adanya pengukuhan bapak asuh anak stunting ini diharapkan di masing-masing Kecamatan, mereka akan menyebar kepada seluruh anggota Babinsa di wilayah tingkat desa.
"Kita akan membantu program yang dibuat oleh Mas Bup dan Pak Walikota Kediri agar lebih spesifik dan tepat sasaran dalam upaya penurunan angka stunting, " tutup Dandim 0809/Kediri.
Wakil Bupati Kediri Hj Dewi Mariya Ulfa yang juga Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Kediri mengatakan, saya sangat mengapresiasi sekali kepada Bapak Dandim 0809/Kediri yang sudah resmi melakukan pengukuhan kepada seluruh jajaran Danramil di wilayah Kota dan Kabupaten Kediri.
"TNI juga ikut peduli stunting hal ini sangat membantu Pemkab Kediri. Dengan ikut terlibatnya Danramil terkait permasalahan stunting ini sangat baik, karena permasalahan stunting harus bekerja bersama-sama gotong royong dan berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Kediri, "ucapnya.
Menurutnya, dengan resmi pengukuhan Danramil ini jajaran dibawahnya, yaitu Babinsa akan sangat membantu memberikan edukasi kepada warga di desa-desa.
"Keberadaan Babinsa sangat membantu memberikan pembinaan, pendampingan dan bisa menjangkau ke pelosok-pelosok untuk membantu apabila ada warga yang berpotensi stunting. Hal ini bisa dilakukan pencegahan sejak dini agar tidak terjadi stunting, " imbuhnya.
Lanjut Mbak Dewi sapaan akrab Wakil Bupati Kediri bahwa saat ini di Kabupaten Kediri angka stunting 14 persen. Untuk bisa mencapai target tahun 2024 bisa turun dibawah 10 persen.
Hal ini membutuhkan kerjasama dan kolaborasi dari semua elemen masyarakat agar upaya untuk menurunkan angka stunting bisa tercapai.
Di Kabupaten Kediri ada 3 Kecamatan angka stunting masih tinggi. Yaitu, Kecamatan Puncu, Plosoklaten dan Kecamatan Ngancar. Dari 3 Kecamatan yang paling tinggi Kecamatan Puncu.
"Penyebab tingginya angka stunting di Puncu dikarenakan, angka pernikahan usia dini dan angka perceraian masih tinggi, asupan gizi, pola makan, harus ada pendampingan saat ibu hamil hingga melahirkan sampai anak usia 2 tahun juga perlu perhatian serius, " ungkap Mbak Dewi.
Sementara itu, Prof. Dr.H.Paiman Raharjo, M.M., M.Si.selaku Rektor Universitas Prof DR Moestopo mengatakan, pagi ini melakuka kegiatan seminar dalam rangka pencegahan anak stunting di Kediri. Kemudian juga pengukuhan Bapak Asuh Anak Stunting untuk penanganan anak stunting.
"Tentunya kita Universitas Prof DR Moestopo bisa bersinergi dengan Kodim 0809 Kediri dan jajaran Pemerintahan Kab dan Kota Kediri dalam rangka untuk menekan pertumbuhan anak stunting, " ucapnya.
Lanjut Prof Dr H Paiman Raharjo yang juga Staf Khusus Menpora menjelaskan, kita mendapat arahan dari Bapak Presiden dan kami mendampingi Menteri Pemuda dan Olahraga serta dengan Kepala BKKBN kami sebagai insan kampus turut serta didalam rangka berpartisipasi mendukung program pemerintah.
"Dan, kami sangat bangga dan mengapresiasi serta memberi penghargaan kepada Kodim 0809 Kediri karena telah berkenan bersinergi dalam rangka kerjasama di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya yaitu pengabdian kepada masyarakat, " katanya.
Disinggung terkait target angka stunting di Kabupaten Kediri dibawah 10 persen. Dijelaskan Rektor H.Paiman bahwa upaya ini yang tidak mudah, oleh karena itu perlu adanya sebuah pendampingan dan penyuluhan kepada anak stunting agar memiliki semangat dan tidak berkecil hati di dalam menempuh hidup ini.
Banyak juga anak-anak stunting memiliki prestasi itu yang perlu didorong. Selain untuk mencegah stunting. Kita juga bisa memberikan pendampingan terhadap anak-anak stunting ini memiliki sebuah prestasi.
"Jadi anak stunting selalu di justice bahwa tidak bisa berprestasi dan berperan dalam mendukung kesuksesan negara ini. Tetapi kita harus memberikan pendampingan dan pembinaan agar anak stunting ini bisa memiliki semangat dan kualitas dalam pendidikan sehingga menjadi SDM yang unggul, "ungkap Rektor.
Prof Dr H Paiman menegaskan, bahwa penyebab anak stunting ini banyak indikator bisa karena nikah dini dan gizi yang buruk. Pemerintah punya komitmen yang tinggi dalam rangka mencegah anak stunting.
Salah satu cara mencegah sejak dini agar tidak muncul anak stunting. Yaitu, ibu hamil diberikan sebuah pola untuk hidup sehat dan persiapan pernikahan harus cukup umur sehingga anak yang dilahirkan nanti tidak menjadi anak stunting.
Upaya pencegahan sejak dini yang dilakukan oleh pemerintah sehingga kedepan bisa menurunkan angka stunting.
Percepatan penurunan stunting dengan cara kolaborasi sinergi antara pemerintah dengan tokoh masyarakat menjadi bapak asuh, sehingga anak-anak yang kekurangan gizi bisa tertopang dengan program bapak asuh atau orang tua asuh.
"Ini memang pemerintah menganjurkan agar bagi orang yang mampu bisa menjadi pendamping atau pembina atau donatur terhadap anak-anak stunting sehingga anak-anak stunting tetap memiliki semangat. Dan bapak asuh ini bisa memberikan pembinaan dan kiat kiat untuk menyemangati anak stunting ini, " tutup Staf Khusus Kementrian Menpora. (prijo)